JASATRANSLATE.COM
CALL/WA: 0818200450
Email: quantumkarmal@gmail.com
Sebagai salah satu bahasa yang terbilang kuno, sejarah bahasa Mandarin khususnya di Indonesia tentu perlu untuk dipelajari. Selain bahasa Inggris, bahasa Mandarin memang jadi salah satu bahasa yang banyak dipelajari oleh orang-orang.
Alasannya, tentu melihat China yang menjadi salah satu pusat pembangunan dunia, pastinya setiap orang mulai memikirkan untuk memulai bisnis mereka di sana. Selain soal bisnis, belajar bahasa Mandarin juga banyak dilakukan oleh pelajar. Sama halnya dengan masalah bisnis, tentu belajar dari negara sekelas China akan menghadirkan pengalaman yang juga sangat berharga.
Kedudukan dan Sejarah Bahasa Mandarin di Indonesia
Sebelum mempelajari tentang sejarah bahasa ini, khususnya di Indonesia dan perkembangannya, tentu anda perlu mengerti posisi atau kedudukan bahasa Mandarin itu sendiri. Pasalnya, jika berbicara soal bahasa Mandarin, tentu konsep kedudukannya di masyarakat akan menjadi lebih unik.
Hal tersebut dikarenakan bagi sebagian warga Indonesia sebenarnya bahasa Mandarin merupakan bahasa dasar atau yang biasa disebut dengan bahasa ibu. Namun, karena secara spasial merupakan bahasa introduksi, maka bahasa Mandarin tetap dikategorikan sebagai bahasa asing.
Latar Belakang Pengajaran Bahasa Mandarin di Indonesia
Meski sejarah bahasa Mandarin bagi sebagian orang merupakan bahasa bawaan, nyatanya bahasa Mandarin kemudian mulai dipelajari oleh non Mandarin. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, awalnya pengajaran bahasa Mandarin mulai digalakkan untuk keperluan pembangunan Indonesia.
Bahasa Mandarin kemudian dianggap sebagai alat yang digunakan dalam pembangunan bangsa dan negara. Selain itu, bahasa Mandarin juga memegang peran sebagai kontrol budaya untuk menyaring budaya-budaya yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Perkembangan Bahasa Mandarin Sebelum Masa Kemerdekaan
Sejarah bahasa ini di Indonesia pada masa penjajahan memang terbilang pasang surut. Belanda yang awalnya memperbolehkan pengajaran bahasa Mandarin, beralih melakukan pelarangan pada masa VOC yakni tahun 1619.
Namun, lambat laun dimulai dari usaha-usaha peranakan China yang kaya untuk mendatangkan guru privat, akhirnya pengajaran bahasa Mandarin kembali mulai dilakukan pada 1753. Pergerakan masyarakat Cina Batavia kala itu berhasil membuat sebuah sekolah Cina melalui kegiatan amal.
Setelahnya, perkembangan sekolah berbasis bahasa Mandarin semakin masif dan meluas hingga ke daerah lain seperti Semarang dan Pekalongan. Yang menarik, bahasa mandarin di Indonesia terbilang tidak menemui tekanan saat masa penjajahan Jepang. Semenjak kedatangan Jepang, para penjajah ini hanya menghentikan pengoperasian sekolah Belanda yang ada di Indonesia.
Perkembangan bahasa Mandarin Pasca Kemerdekaan
Selepas proklamasi bangsa Indonesia, pergolakan pengajaran bahasa Mandarin di Indonesia juga mengalami peningkatan. Pasca dibubarkannya sekolah Belanda pada tahun 1949, pengajaran bahasa Mandarin di Indonesia semakin meningkat dengan menjamurnya sekolah-sekolah China.
Namun, pengajaran terbukti langsung merosot setelah pemerintah melakukan sejumlah penekanan pada sekolah China tahun 1957. Saat itu bisa dibilang sejarah bahasa Mandarin di Indonesia dalam keadaan yang memprihatinkan. Masalah politis 6 November 1957 menjadi dasar menteri pertahanan saat itu, Djuanda, terpaksa menghentikan pertumbuhan sekolah yang mengajarkan bahasa Mandarin.
Puncaknya pada G-30S/PKI 195, pelarangan warga belajar di sekolah China semakin menurunkan kegiatan pengajaran bahasa Mandarin. Namun seiring dengan meredanya ketegangan yang ada, pengajaran bahasa Mandarin mulai kembali hidup pada tahun 1968.
Perkembangan Bahasa Mandarin di Era Sekarang
Selepas masa sulit sejarah bahasa Mandarin yang terlalui, kini mempelajari bahasa Mandarin sudah berubah menjadi lebih mudah. Selain itu, pengajaran bahasa Mandarin era sekarang juga terbilang lebih sistematis. Mulai dari kebakuan bahasa, buku ajar, hingga pengajar semuanya bisa didapatkan secara mudah dan dengan kualitas yang baik.
Mari baca artikel lain tentang Perbedaan Bahasa Mandarin, China, dan Tiongkok.